Setelah berhasil berkuasa, Muawiyah dengan sewenang-wenang melanggar semua butir perjanjian damai yang telah disepakati. Lebih kejam lagi, ia berkhianat dengan merencanakan pembunuhan terhadap Imam Hasan melalui perantaraan Ja’dah. Tak hanya itu, Muawiyah juga menurunkan kekuasaannya kepada putranya, Yazid. Ketika Muawiyah meninggal dunia, Yazid pun naik tahta dan menyatakan dirinya sebagai khalifah.

Sementara itu, Mukhtar yang sedang menjalani kehidupan sederhana sebagai petani, kembali dihadapkan pada pilihan-pilihan politik yang sulit. Situasi ini memaksanya untuk terlibat kembali dalam dunia politik yang penuh intrik, termasuk menghadapi mertuanya sendiri, Nu’man bin Basyir, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Kufah.