Yasser Arafat adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan Palestina. Ia menjadi saksi langsung dari luka mendalam Hari Nakba, turut berjuang bersama pasukan Arab dalam Perang Arab-Israel, dan tampil sebagai pemimpin Gerakan Fatah yang berhasil menggugah semangat perlawanan saat kemenangan langka diraih dalam Perang Karamah—sebuah cahaya harapan di tengah keputusasaan pasca kekalahan telak Arab dalam Perang Enam Hari 1967.

Namun perjuangan Arafat tak berhenti di medan tempur. Ia harus menghadapi medan yang lebih licik: politik dan diplomasi internasional. Intrik demi intrik yang dijalin oleh Israel dengan dukungan penuh Amerika perlahan menyeret Arafat ke dalam permainan rumit yang menjauhkan dirinya dari jalur perjuangan bersenjata.

Pada satu titik, ia memilih meletakkan senjata—sebuah keputusan yang kelak ia sesali. Ketika kesadaran membawanya kembali pada jalan perlawanan, segalanya telah berubah... dan mungkin sudah terlambat.